pengertian desain arsitektur part 2
Teori dan praktik
Pentingnya teori untuk menjadi rujukan praktik tidak boleh terlalu ditekankan, meskipun banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar: "praktikdan teori adalah akar arsitektur. Praktik adalah perenungan yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya dengan tangan, dalam proses konversi bahan bangunan dengan cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses konversi bahan bangunan
menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu persoalan. Seorang
arsitek yang berpraktik tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan
dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yang
berteori tanpa berpraktik hanya berpegang kepada "bayangan" dan
bukannya substansi. Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan
praktik, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil
rancangannya dan juga dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan". Ini semua
tidak lepas dari konsep pemikiran dasar bahwa kekuatan utama pada
setiap Arsitek secara ideal terletak dalam kekuatan idea.
Kesimpulan
bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan
masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di
negara-negara berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara
maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan
yang memiliki makna budaya / politis yang penting. Dan inilah yang
diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski
senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah
berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang
arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai
arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar